Bungsu

 

Bungsu

Oleh : Desti Thomas

 





Mereka bilang

aku adalah anak bungsu.

Manja dan cengeng

Bagiku, aku adalah anak panah.

 

Panah pertama Arjuna

 yang menghapus duka seorang ibu

Penolakan, penghinaan

adalah tarikan pada tali busur

 

semakin kuat

semakin meleset

di sepertiga malam.

Bukankah kau tahu cerita kesatria, Arjuna

Diam namun, menjatuhkan sang raja Pancala dan menikahi putri Drupadi.

 

Kelam

 

KELAM

Oleh : Desti Thomas

 

(Sumber Photo: Google)


Melodi yang terdengar sangat sedu

Suara sumbang kehidupan tak lengkang oleh waktu

Berbeda, namun diasingkan hingga membeku

Kasih telah mati sebelum tumbuh

 

Jiwaku tertutup bak piano tua

Tentang kemanusiaan

Tentang kepribadian

Tentang keadaan

Semua layu dan kering, atau mungkin telah gugur

 

Pembantaian yang kau lakukan tanpa menyentuh

Hingga membunuh sampai kebenih-benih

Setetes merah merusak putih

Segores luka yang surih

Demi masa Tak mampu sembuh

 

 

Perhiasan Dunia

Perhiasan Dunia
Oleh : Desti Thomas

Di bawah sinar rembulan

Kau tutup wajahmu dengan kain

Dalam indahnya khatulistiwa  terukir melengkung di antar dua bibir


malam ini aku sendiri ditemani angin

menunggu kehadiran rembulan

Aku tersipu malu melihat sepasang kelelawar diatas ranting


Disaat purnama tiba

Memperlihatkan cantiknya

Dengan malu aku tersenyum 

Andai kau tahu, wanita adalah sebaik-baiknya perhiasan

Tetapi aku diam, terlalu kelu untuk mengatakan


Andaikan, purnama tahu

Ia takkan pernah memperlihatkan dirinya

Namun, aku diam

Biarkan purnama berkelana melintasi waktu

PENGANTIN MUDA

 

PENGANTIN MUDA

Desti Thomas

 

 

Kabut yang masih tebal terdengar suara keributan dari arah rumah pengantin baru yang usia pernikahannya masih terbilang sangat dini. Tak hanya itu kerkadang bunyi pecahan kaca atau dentuman daun pintu yang keras, bisa dikatakan alaram untuk warga setempat. Rumah tangga itu kini jadi buah bibir anehnya si pengantin perempuan tak pernah keluar rumah semenjak dari pernikahan hingga sekarang.

Kata emak menikah diusia yang masih belia itu sangat berat memikul rumah tangga, diusia yang masih dini bisa dikatakan umur jagung, hanya mencari kesenangan namun, tak memikirkan dampak dari perbuatannya. Dari perkataan beliau bisa kuartikan cinta pertama tak bisa dikatakan indah, bila tidak memililki wawasan yang luas dalam memaknai sebuah ikatan.

Yang terbentuk tanda tanya kenapa si pengantin perempuan tak pernah menampakkan diri bahkan untuk belanja ke warung atau duduk di teras rumah pun tak pernah. Di pinggir pagar yang setinggi pinggang orang dewasa terlihat anak kecil melihat si pengantin perempuan yang sedang menyapu dengan penampilan tak rapi. Hanya sepintas ia segera menutup pintu.

Tragis sekali keluarga itu. Mertua mau pun suaminya tak pernah memperkenalkan dia sama tetanggganya diwaktu yang tak terduga salah satu tetangga menanyai tentang menantunya, mertua itu terlihat kesal dan segera mengakhiri percakapan.

Tawanan Pena

 

Tawanan Pena

Oleh : Desti Thomas

 

 

Aku cuma ada pena

yang melarik aksara

Seperti dirimu, aku penguasa

Sekaligus tawanan

Yang berdiam dibalik kata-kata.

 

Segala silsilah bahasa

Meruncing kalam pena

Melayu berlidah setajam kata

Melenyapkan seluruhnya

Hingga tak lagi tersisa sekata

 

Kau menuliskan puisi teakhir

Tak usah kau ucap, dibalik layar

Aku menyulam air mata hingga nanar

Tapi aku diam mengenang ikrar

 

Kau tutup riwayat

Dengan melindungi dosa kemarin

Hingga sukma suara memberi aku suara.

Aku Bukan Ekor, Tapi Aku Kepala

 

Aku Bukan Ekor, Tapi Aku Kepala

Oleh : Desti Thomas

(Sumber Photo, Canva)


Usia remaja tak sedikit dari kita selalu mengikuti tren terkini fenoma yang bergeng baik laki-laki mau pun perempuan semakin marak hingga meresakan warga. Geng ini membentuk akal pribadi menjadi arogan, brutal hingga hal yang tak diinginkan terjadi, tak jarang dari anggota geng ini harus selalu kompak, jika tidak maka salah satu anggota dikeluarin.

Squad baik dalam hal positif atau pun negative. Membuat pelaku harus terlihat sama sehingga membuat seseorang menjadi bosan karena harus mengikuti kemauan teman. 

Ok deh… bicara soal mengikuti kemauan siapa sih yang mau aja disuruh ini dan itu? Atau dalam hal menentukan pendapat, apakah mau mengikuti pendapat seseorang? Apa masih mau saja mengikuti ini dan itu, coba tanyakan pada dirimu? Kenapa kau tidak mencoba untuk mengutarakan isi hatimu? Jika kau punya pendapat katakanlah, jarang ragu. Jika kau punya keinginan untuk perubahan dirimu lakukan, it’s okay… Semua akan baik-baik saja.

Penulis tahu nyatanya kita tak nyaman dengan hal ini, rasa yang terpendem akan membuat kita menyesal telah memilih hal yang serupa, tetapi jika kita beda sendiri, maka timbul dalam pikiran bahwa kita takut diasingkan, tak ada yang mau berteman, bahkan tak jarang dimusuhi.   Hal ini tentulah sangat berat bagi seseorang, apa lagi dilihat dari faktor sosialita sehingga mau tidak mau mereka harus melakukan hal yang sama agar terlihat kompak.

Tak jarang kompak yang dimaksud harus mengikuti sang ketua, melakukan perintahnya bukankah begitu? Akibat dari menurut, atau  dengan ikuti alur, cari aman, dan sebagainya.

Masing-masing memilih untuk mencari aman agar tidak menimbulkan masalah. berusaha hidup berdasarkan image orang lain. Kebiasan ini sama saja dengan MEMBUNUH. Membunuh diri untuk tidak mengeluarkan pendapat, membunuh rasa kepemimpinan, membunuh rasa percaya diri, hingga akhirnya merasa tidak berguna, selalu menuruti kehendak seseorang. Ingatlah kau dilahirkan dalam keadaan MERDEKA. Bukan budak atau pun tawanan. Kau berhak mengeluarkan pendapatmu, kau berhak untuk tidak mengikuti kehendak orang. lakukan sesuai yang kamu mau, menjalankan dengan sepenuh hati.

Jangan mau hasratmu terpenjara dalam sosialita demi mempunyai teman. Ikutilah alur yang kau buat sendiri. Mencari yang sefrekuensi agar mimpimu tak hanya sekedar mimpi, ingat. Jika kau telah nyaman dengan jalan hidupmu maka teman yang kamu inginkan akan datang sendiri.

Katakan pada dirimu "Aku Bukan Ekor, Tapi Aku Kepala."

 

Puisi Mi Goreng dan Mi Kuah

Mi Goreng dan Mi Kuah

oleh : Desti Thomas



Dalam ricau rintik hujan
kusimpan kenangan

dalam sepi berselimut dingin
kurindu semangkuk hangat

tapi hati terasa galau
memilih antara dua pilihan
antara mi goreng atau mi kuah


percobaan

 cerpen